Kesalahan Fatal dalam Email Lamaran Pekerjaan dan Cara Menghindarinya
EMAIL LAMARAN


Pembuka
Banyak pencari kerja gagal bukan karena mereka tidak punya skill atau pengalaman, melainkan karena email lamaran pekerjaan yang dikirim penuh dengan kesalahan mendasar. Dari subjek email kosong, bahasa terlalu santai, sampai lupa melampirkan CV—hal-hal kecil ini justru bisa jadi deal-breaker.
Padahal, bagi HRD, email lamaran kerja adalah filter pertama. Dalam hitungan detik, mereka bisa memutuskan apakah akan membuka CV Anda atau langsung melewatkannya. Maka dari itu, memahami kesalahan fatal dalam email lamaran dan tahu cara menghindarinya adalah langkah penting untuk meningkatkan peluang diterima kerja.
Mengapa Email Lamaran Kerja Penting?
HRD menerima puluhan hingga ratusan lamaran setiap hari. Email yang tidak jelas atau berantakan sering langsung diabaikan.
Email lamaran adalah first impression yang menunjukkan apakah Anda profesional atau tidak.
Menurut survei Jobstreet, lebih dari 65% kandidat gagal hanya karena email lamaran yang tidak sesuai etika.
Artinya, sebesar apa pun value yang Anda bawa, semua bisa hilang hanya gara-gara salah menulis email.
Kesalahan Fatal dalam Email Lamaran Pekerjaan
1. Subjek Email Kosong atau Tidak Jelas
Banyak kandidat menulis subjek email hanya “Lamaran Kerja” atau bahkan dibiarkan kosong. Ini bikin HRD bingung dan mengurangi kredibilitas Anda.
Contoh yang salah:
“Lamaran”
“Apply dong”
(Kosong tanpa subjek)
Seharusnya:
Lamaran Pekerjaan – Staff Akuntansi – Budi Santoso
Application for Marketing Specialist – Sarah Putri
2. Menggunakan Alamat Email Tidak Profesional
Email seperti jagoankeren123@ atau princesscantik@ membuat Anda terlihat tidak serius.
Solusi: Gunakan email formal dengan nama asli, misalnya: budi.santoso@gmail.com atau sarah.putri@yahoo.com.
3. Bahasa Terlalu Santai atau Tidak Sopan
Menggunakan bahasa gaul atau singkatan bikin HRD ilfeel.
Contoh salah:
“Halo gan, saya mau apply nih, semoga bisa keterima ya, thanks.”
Seharusnya:
Gunakan bahasa formal:
“Dengan hormat, berdasarkan informasi lowongan yang saya dapatkan, saya bermaksud melamar posisi...”
4. Isi Email Terlalu Panjang / Copy-Paste CV
Kesalahan lain adalah menulis email sepanjang 2 halaman, atau bahkan copy-paste seluruh isi CV. HRD tidak punya waktu untuk membaca email sepanjang itu.
Solusi: Email hanya sebagai pengantar singkat (3–4 paragraf), CV berisi detail lengkap.
5. Tidak Melampirkan Dokumen Penting
Banyak kandidat lupa melampirkan CV, portofolio, atau transkrip nilai.
Solusi: Cek ulang lampiran sebelum klik “kirim”. Pastikan format PDF agar lebih rapi dan tidak berubah saat dibuka.
6. Format Lampiran Tidak Sesuai
Lampiran berupa file ZIP, ukuran terlalu besar, atau nama file berantakan (misal: dokumenbaru(1).docx) bikin HRD malas membukanya.
Solusi:
Gunakan PDF
Nama file jelas → CV_BudiSantoso_StaffAkuntansi.pdf
7. Tidak Mencantumkan Kontak yang Bisa Dihubungi
Ada kandidat yang hanya menulis nama, tanpa nomor HP atau email aktif. Ini bikin HRD sulit menghubungi.
Solusi: Tambahkan signature berisi:
Nama Lengkap
Nomor HP aktif
Email
LinkedIn (opsional)
8. Typo Berlebihan atau Grammar Buruk
Typo kecil bisa dimaklumi, tapi jika email penuh salah ketik, kesannya Anda tidak teliti.
Solusi: Selalu lakukan proofreading sebelum mengirim email. Bisa juga minta orang lain membaca ulang untuk memastikan.
Cara Menghindari Kesalahan Fatal
Berikut checklist sebelum kirim email lamaran kerja:
✅ Subjek email jelas sesuai format
✅ Alamat email profesional
✅ Bahasa formal & sopan
✅ Isi email singkat (3–4 paragraf)
✅ Lampiran (CV/portofolio) dalam format PDF
✅ Nama file rapi
✅ Signature berisi kontak aktif
✅ Proofreading sebelum klik “kirim”
Contoh Email yang Salah vs Benar
❌ Contoh yang Salah:
Subjek: Lamaran
Isi:
“Halo gan, saya liat lowongan di IG. Saya mau apply dong. CV saya ada di bawah. Semoga diterima ya.”
Lampiran: dokumenbaru.zip
✅ Contoh yang Benar:
Subjek: Lamaran Pekerjaan – Staff Akuntansi – Budi Santoso
Kepada Yth.
Bapak/Ibu HRD
PT Maju Bersama
di Tempat
Dengan hormat,
Berdasarkan informasi lowongan yang saya peroleh dari website resmi PT Maju Bersama, saya bermaksud melamar posisi Staff Akuntansi. Saya lulusan S1 Akuntansi Universitas Indonesia dengan pengalaman magang di perusahaan konsultan keuangan, di mana saya terlibat dalam audit internal dan penyusunan laporan keuangan.
Bersama email ini saya lampirkan CV dan transkrip nilai sebagai bahan pertimbangan. Besar harapan saya untuk diberikan kesempatan mengikuti proses seleksi lebih lanjut.
Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Budi Santoso
(+62) 812-3456-7890 | budisantoso@email.com | linkedin.com/in/budisantoso
Kesimpulan
Email lamaran kerja adalah filter pertama HRD. Satu kesalahan kecil bisa jadi alasan CV Anda diabaikan. Mulai dari subjek email, bahasa yang digunakan, hingga cara melampirkan dokumen, semua menunjukkan tingkat profesionalitas Anda.
Ingat, tujuan email lamaran bukan untuk menuliskan ulang CV, melainkan sebagai pintu masuk agar HRD mau membaca CV Anda. Dengan menghindari kesalahan fatal di atas dan menerapkan tips yang benar, peluang Anda dipanggil interview akan meningkat signifikan.
Testimoni Pengguna
Biasanya tanggal 15 udah panik. Sekarang berkat planner ini, aku tahu ke mana uangku pergi. Ternyata bukan gaji yang kurang, tapi akunya yang boros.
Diah – Karyawan Admin, 26 tahun
Baru kerja dan langsung dikasih tools kece kayak gini tuh priceless. Dari gak ngerti uang, sekarang bisa atur tabungan, bahkan mulai investasi dari Rp10 ribu.
Ananda – Fresh Graduate