Tips Membuat Subjek Email Lamaran Kerja yang Profesional

EMAIL LAMARAN

Tips Membuat Subjek Email Lamaran Kerja yang Profesional
Tips Membuat Subjek Email Lamaran Kerja yang Profesional
Pendahuluan

Bayangin ini: HRD menerima ratusan email lamaran kerja setiap harinya. Mereka nggak mungkin baca semua email satu per satu secara detail. Yang pertama kali mereka lihat adalah subjek email. Dari situlah mereka menentukan, “Email ini layak dibuka atau langsung di-skip.”

Sayangnya, banyak pelamar kerja masih remehkan bagian ini. Ada yang subjeknya kosong, ada yang cuma nulis “Lamaran kerja”, bahkan ada yang pakai gaya bahasa santai kayak “Apply dong, Kak 😅”. Padahal, subjek email adalah filter pertama untuk menilai profesionalisme kandidat.

Kalau subjek email Anda jelas dan rapi, peluang CV dibuka jadi jauh lebih besar. Artikel ini akan kasih panduan lengkap dan contoh konkret bagaimana membuat subjek email lamaran kerja yang profesional.

Kenapa Subjek Email Sangat Penting?
  1. Kesan Pertama ke HRD
    Sebelum baca isi email atau CV, HRD langsung menilai subjek. Kalau berantakan, kesannya Anda tidak serius.

  2. Membantu HRD Mengklasifikasi
    Subjek yang jelas memudahkan HRD memilah lamaran sesuai posisi. Bayangin kalau ada 200 orang melamar tanpa subjek jelas — HRD bisa langsung melewatkan.

  3. Menunjukkan Profesionalisme
    Kandidat yang bisa menulis subjek email rapi menunjukkan perhatian pada detail, dan ini penting di dunia kerja.

Tips Membuat Subjek Email yang Profesional
  1. Selalu Sertakan Kata Kunci Utama
    Gunakan kata seperti Lamaran Pekerjaan atau Job Application sebagai pembuka subjek.

  2. Cantumkan Posisi yang Dilamar
    Jangan cuma tulis “Lamaran Kerja”, tapi sebutkan posisi jelas. Misalnya: Lamaran Pekerjaan – Staff Administrasi.

  3. Tambahkan Nama Lengkap Anda
    HRD bisa langsung tahu siapa kandidatnya. Misalnya: Lamaran Pekerjaan – Digital Marketing – Rani Putri.

  4. Hindari Singkatan atau Kata Tidak Formal
    Subjek bukan tempat untuk bercanda. Hindari kata-kata kayak “Mau Apply Nih” atau “Lowkeran Gan”.

  5. Ikuti Instruksi Lowongan
    Beberapa perusahaan memberi format khusus subjek email, misalnya: [Nama] – [Posisi] – [Kode Lowongan]. Kalau ada instruksi, patuhi 100%.

Contoh Email Lamaran Kerja (Bahasa Indonesia)

Subjek: Lamaran Pekerjaan – Staff Administrasi – Budi Santoso

Isi Email:

Yth. Bapak/Ibu HRD PT Maju Jaya Sejahtera,

Dengan hormat,

Berdasarkan informasi lowongan yang saya temukan melalui Jobstreet, saya bermaksud melamar posisi Staff Administrasi di PT Maju Jaya Sejahtera.

Saya lulusan S1 Manajemen Universitas Indonesia dengan pengalaman magang enam bulan di divisi administrasi PT XYZ. Selama magang, saya terbiasa mengelola data, menyusun laporan, serta mengoperasikan Microsoft Office secara profesional.

Saya percaya kemampuan komunikasi, detail-oriented, dan semangat belajar yang saya miliki dapat memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Bersama email ini, saya lampirkan CV dan dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan.

Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. Saya berharap dapat diberikan kesempatan mengikuti tahap seleksi selanjutnya.

Hormat saya,

Budi Santoso

No. HP: 0812-3456-7890

Email: budisantoso@email.com

LinkedIn: linkedin.com/in/budisantoso

Contoh Subjek Email yang Salah
  • Lamaran kerja nih!

  • Apply dong

  • Posisi Admin (tanpa nama pelamar)

  • Kosong / tanpa subjek

  • Hello HRD!

Contoh Subjek Email yang Salah
  • Lamaran kerja nih!

  • Apply dong

  • Posisi Admin (tanpa nama pelamar)

  • Kosong / tanpa subjek

  • Hello HRD!

Kesimpulan

Subjek email lamaran kerja adalah hal kecil yang punya dampak besar. Jangan pernah mengirim email kosong tanpa subjek, atau menggunakan bahasa santai. Gunakan format profesional: Lamaran Pekerjaan – [Posisi] – [Nama Lengkap] atau versi Inggrisnya Job Application – [Position] – [Full Name].

Dengan subjek email yang jelas, profesional, dan sesuai instruksi lowongan, Anda bisa meningkatkan peluang CV dibaca HRD dan membuka jalan menuju interview.

Testimoni Pengguna

Biasanya tanggal 15 udah panik. Sekarang berkat planner ini, aku tahu ke mana uangku pergi. Ternyata bukan gaji yang kurang, tapi akunya yang boros.

Diah – Karyawan Admin, 26 tahun

Baru kerja dan langsung dikasih tools kece kayak gini tuh priceless. Dari gak ngerti uang, sekarang bisa atur tabungan, bahkan mulai investasi dari Rp10 ribu.

Ananda – Fresh Graduate

Artikel Terkait